Selasa, 08 Mei 2012

Jalan ?! That's My Work Place


Korupsi ? Siapa yang gak kenal dengan Tikus yang palik unique di dunia, biasanya tikus telanjang , ini pake kemeja berjas and pake dasi. Biasanya hobi makan keju sekarang hobi makan Fullus. Biasa ditemukan di tempat kotor, yang ini tinggal di Gedung-gedung ber-AC.

Yang dimaksud Korupsi adalah dimana orang (baca : Tikus berdasi yang meraja lela) yang menggunakan uang Negara demi kepentingan sendiri. Banyak sekali kasus tentang Korupsi, mungkin kelak, Indonesia punya budaya baru yaitu “Korupsi” (dan gue berharap Malaysi cepet-cepet mengambil atau mengklaim budaya yang satu ini, terus lapor ke Unesco agar di paten-kan menjadi budaya Malasyia) (atau kalau gak ada yang nge-klaim gue mau minta agar jin “Jarum 76” ngilangi kasus Korupsi).

Terus, title diatas itu apa maksudnya ? Title yang artinya “Jalan ? Itu adalah Tempat Kerjaku”. Ditengah Kasus yang menggunakan uang Negara agar mencukupi kehidupan mereka, ada sebagian orang yang berusaha di Jalanan, mencari secarik uang dengan jerih payah mereka. Yup, waktu perjalan gue ke bandung di jalan daerah buah batu, dimana mereka berusaha dari kendaraan menuju kendaraan berusaha mendapatkan uang walau hanya Rp 1.000,-
Gue lihat antara lain :
  •          Sejenis Penari Jaipongan
  •          Penjual Koran
  •          Penjual Peta (Khusus Bandung)
  •          Banci

Kita Mulai . . .
      
  1.      Sejenis Penari Jaipongan

Gue lihat itu seorang cewek berumur 12 tahun dengan seorang, lelaki dewasa (Kayaknya ayahnya deh), dimana si ayah bawa-bawa Loadspeakers atau Salon, terus tuh si cewek nari-nari jaipong. Mereka berusaha dengan cara menghibur dengan tarian-tarian daerah.



   2.        Penjual Koran

Koran-koran.. pak korannya pak”. Ketika gue denger kenapa kebanyakan penjual Koran manggilnya “Bapak” atau “Pak” bukan “Ibu” atau “Bu” (Balik ke persoalan). Biasanya yang gue lihat banyak supir-supir Truk yang sering beli ini dengan harga relative murah, berkisar Rp 1.000,- Koran bagai teman saat anda terjebak “M-A-C-E-T”. Para penjual Koran mereka berusaha keras walau hanya mendapat Rp 1.000,- mereka tetep, tabah menjalani hidup.
3
        3.        Penjual Peta (Khusus Bandung)

“Bagai menemukan Oasis di padang Pasir” itu pendapat gue tentang penjual Koran. Mereka bagai Cahaya dari kegelapan karena (Anjrett gue Nyasar di bandung) terbayang seorang remaja jika sedang pacaran hendak “Nice Dinner”
       
     Cowok             : Yang kayanya kita nyasar deh 
     
     Cewek             : Gimana dong ? udah sore nihh ?
     
     Cowok             : Aku gak tau yang ? *Panik-panik*
            
     Cewek             : Gimana dong ? *Kaya naek hysteria padam listrik*

     Penjua Peta      : Tenang bak, Peta ini akan membantu anda Versi 2012 Karya pelukis terkenal  

                              Pablo Piccaso.

Dan akhirnya mereka bisa “Have a Nice Dinner”. Dan karena itu banyak penjual peta bandung, yahh walau tidak terlalu mahal, setidaknya bisa untuk satu hari
4.      
     4.          Banci

Mereka Cowok, dandan kaya Cewek. (Oh my God) entah apa yang ngebuat mereka berpikir tapi daripada seorang Korupsi gue lebih berpikir Banci lebih murni mendapatkan uangnya. Mereka berusaha dengan nyanyi “Aku tak mau walau a~ku tak mau” (Kalo lo protes soal lagu yang jelas gue bukan termasuk banci). Yah, walau kenapa juga mereka bukan jadi seorang pengamen atau sejenisnya (yang berpakaian selayaknya dengan kelamin).

Mereka semua berkerja semampu mereka, menghasilkan uang dengan jerih payah dan keringat mereka (walau banci salah dalam prossesing) tetapi mereka semua berhasil berperilaku jujur, mereka mendapatkan uang bukan dari uang negara, mereka hanya menghibur orang lain, mereka berusaha dengan keringat jerih payah sendiri, tidak seperti koruptor dengan bebas dia menggunakan uang Negara, mereka rela menyita waktu bermain mereka hanya untuk mendapatkan uang, tidak seperti Koruptor mereka memiliki waktu yang banyak.

Mereka pintar menggunakan kemampuan, mereka tau bahwa kalau mencuri memang bisa membuat mereka bahagia hidup di dunia tapi mereka tau bahwa itu adalah hal yang keji, berbeda dengan koruptor, kebanyakn lulusan D-III, S1, S2, dst. Tapi mereka salah dalam menggunakan kepintarannya, dan kenapa mereka (pekerja-jalanan) tidak bisa berbuat mencuri, karena mereka merasakan, apa yang tidak kita rasakan. Hidup dijalanan itu sulit mencari secarik uang itu sulit, dan yang paling gue pikir adalah…

Kenapa kita sering menganggap bahwa mereka (pekerja-jalanan) adalah orang yang malas berusaha ? --- Maulana Ashadi ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar