Kamis, 03 Mei 2012

Remaja, Cinta, dan Galau


Waiyaya!

Mungkin emang gue bukan orang pengamat soal remaja, tapi gue sendiri juga seorang remaja, dan mungkin yang namanya remaja sedang “Memantaskan” diri dengan “Cinta”, Yepz, siapa sih yang gak kenal sama namanya “Cinta”

Mungkin memang banyak pengertian akan cinta, bukan hanya ratusan, bahkan bisa mencapai ribuan, mengapa ? Sebab kebanyakan orang memiliki beda pengertian, tapi memiliki satu makna, makannya menurut gue mungkin Cinta adalah “Suatu hal yang diberikan oleh Tuhan YME yang identik dengan rasa menyukai lawan jenisnya, (tapi terkadang juga kepada sesama jenisnya)

Nah, karena Cinta identik dengan menyukai lawan jenisnya (dan sesamanya) maka, ada hubungannya 
dengan “Pacar” atau “Kekasih”. Dan biasanya Pacar itu selalu menjadi “Number One” disegala apapun, (bangun tidur inget pacar, sebelum tidur inget pacar, sebelum makan inget pacar udah makan belom, waktu pergi keluar kota inget pacar pengen dikasih oleh-oleh apa, waktu mau pup juga inget pacar, udah pup belom dia)

Balik lagi ke soal pacar, dan kebanyakan pada saat remaja itu sering mengenal “Putus”, benar, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, dan sayangnya kita gak tau apa yang akan terjadi di menit kemudian, apakah kita akan diputuskan, atau kita akan diduakan oleh sang pacar ?

Tapi, ingatlah sobat, sebenarnya kita masih berada dalam lautan Cinta, dimana kita sedang mencari pulau-pulau yang baik untuk kita tinggali, dan ketika kita tidak nyaman maka kita akan mencari kembali, mencari, mencari dan mencari sampai kita mendapatkan pulau yang kita dambakan.

Dan keterangan (atau kriteria) seseorang selalu berbeda, kadang ada yang orang yang pengen kekasihnya pake Mobil Sport (Ferrari GT) pengen ganteng (yang sering di plesentin jadi “Ganguang Telinga”) pengen yang Kaya (Coba kaya apa ? Monyet ?) pengen yang Pinter, dan maka orang yang dimaksud di atas adalah “KI JOKO BODO” (Bener gak ? Dia punya Mobil Sport, Ganteng orangnya, dia Kaya, dan satu yang penting dia Orang Pinter) *buat lo yang kepengen punya pacar kriteria diatas segera hubungi Ki Joko Bodo di Kontak Jodoh*

Dan banyak orang yang putus dan mereka ada yang menanggapinya dengan Sedih, Menangis, EGP (Emang Gue Pikirin), Watados (Wajah Tanpa Dosa), Bahagia (soalnya bisa lepas dari ancaman Azab Setan Jahanam) ada yang Merenung diem (Putus langsung Amnesia) ada yang “Nge-Galau”.

Yaa, itulah hubungan seorang Remaja, dengan Pacar, dan Galau, tapi kalau kita (Remaja) Nge-galau itu benar, sebab menurut Bapak Mario Teguh “Galau itu proses menuju kedewasaan” jadi intinya yang sedang galau itu sedang menuju ke dewasaan, jadi kalau anda (bagi pembaca berumur 25+) *emang ada pembaca berumur 25+ baca blog inihh ? Wallahualam* Jika anda sedang nge-galau, berarti anda masih muda (Berbahagialan anda masih muda).

Dan kebanyakan mereka Nge-Galau bersama pasangannya, jika kita putus Nge-Galau, di Gantungin sama pacar Nge-Galau, Diduain Nge-Galau, ditentang oleh orang tua jangan pacar kita Nge-Galau, tau gak ? sebenarnya jika orang tua kita ngelarang kita pacaran sama pacar kita contohnya :

            Ortu                 : “Kamu gak boleh pacaran sama dia ?”

            Budi                 : “Tapi aku cinta, mah sama dia ?”

            Ortu                 : “Kamu berani ngebantah sama perinta mamah ?”

            Budi                 : “Bukan gitu mahh.. tapi .. “

            Ortu                 : “Pokonya enggak-enggak!”

Tau gak secara tidak langsung hati kita akan mempertahankan pacar kita agar tida putus!, Pada saat itu kita akan berpikir untuk tidak akan melepaskannya. Dan kita akan mencari-cari kesempatan untuk bertemu dengannya apapun resikonya. Dan ketika kita mempertahankan dengan keras, dan tenyata kita di-duain 
sudah terbayang, hati yang kita pertahankan hancur berkeping-keping.

Bukankah seharusnya orang tua itu mengizinkan kita memiliki pacar siapapun,  tapi ada batasnya dan masih berada dalam pengawasan, dan mengikuti norma-norma setempat.
Lalu bagaimana jika orang tua bertindak seperti ini :
           
            Ortu                 : “Boleh kamu pacaran tapi ada batasnya yah, sayang…”
            
            Budi                 : “Iya bu..”

Maka pada saat itu kita akan dilatih untuk berpikir dewasa yaitu “Apakah dirinya pantas bagiku ?” Dan pertanyaan itu dapat dibuktikan dengan kesetiaan cinta kita satu-sama lain terhadap pasangan kita. Kesimpulannya

Kita sedang berada dalam lautan luas bernama lautan ‘Cinta’ yang tiada bertepi, dan seharusnya orang tua membiarkan kita memilih pulau mana yang kita singgahi, dan ketika kau sudah menemukan pulau yang pas, pastikan bahwa pulau tersebut mencintai mu –Maulana Ashadi--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar